Kabar Bima

Sebelum Tuntutan Diindahkan, Air PDAM Tetap Disabotase

375
×

Sebelum Tuntutan Diindahkan, Air PDAM Tetap Disabotase

Sebarkan artikel ini

Kota Bima, Kahaba.- Warga Lingkungan Toloweri Kelurahan Nungga hingga kini masih menyabotase pipa utama mata air PDAM Bima di wilayah setempat. Sabotase tetap akan dilakukan sebelum tuntutan mereka diindahkan. (Baca. Warga Segel PDAM Nungga)

Ilustrasi
Ilustrasi

Demikian disampaikan Sekretaris Lurah (Seklu) Nungga, Rahmin saat dikonfirmasi kahaba.net, Senin (8/8) pagi.

“Penutupan tetap dilakukan warga kalau tidak ada respon dari PDAM terkait tuntutan mereka,” kata Seklu melalui telepon seluler. (Baca. PDAM Laporkan Warga Nungga ke Polisi)

Ada tiga tuntutan warga kata dia, yakni meminta agar PDAM memindahkan pipa yang bocor di badan jalan kelurahan setempat. Pipa tersebut telah merusak jalan dan genangan air yang ditimbulkan kerap menyebabkan kecelakaan. (Baca. PDAM Laporkan Warga Nungga ke Polisi)

“Sudah beberapa warga kami kecelakaan karena genangan air akibat pipa PDAM yang bocor,” ujar Rahmin.

Tuntutan kedua lanjutnya, meminta agar pipa yang menghalangi jalur irigasi pertanian warga juga dipindahkan. Pipa itu dianggap menghalangi saluran irigasi warga. Kemudian ketiga, meminta PDAM agar membebaskan semua warga Kelurahan Nungga dari pembayaran air.

“Mata air inikan ada di wilayah Nungga, sudah semestinya warga kami menikmati airnya sendiri,” kata dia.

Persoalan lainnya sambung Rahmin, pipa distribusi air PDAM belum pernah dilakukan peremajaan sejak Tahun 1982. Banyak yang bocor, tetapi selama 34 tahun itu tidak pernah ada tindakan apa-apa.

“Sebelum ada kejelasan tuntutan ditandatangani Bupati Bima, Walikota Bima dan Direktur PDAM penutupan tetap dilakukan. Itu permintaan warga,” terangnya.

Pihaknya sudah berupaya melakukan pendekatan terhadap warga, tetapi karena jumlah mereka banyak pihak kelurahan tidak mampu berbuat banyak.

Disinggung soal PDAM yang melaporkan masalah itu ke pihak Kepolisian, Seklu menyesalkannya. Karena jalur hukum dinilai tidak akan menyelesaikan persoalan. Justru semakin berbenturan dengan warga.

“Harusnya PDAM turun ke warga untuk musyawarah. Kita cari solusi terbaik. Ini mereka tidak pernah turun sama sekali,” sesalnya.

*Ady?